Hotspotan, istilah yang sering mampir di telinga kita ini memang bukan istilah baru. Gaya hidup baru ala internet yang sedang booming ini dimanfaatkan beberapa kalangan bisnis untuk menambah daya jual produknya. Contohnya, kafe ataupun tempat nongkrong saat ini dilengkapi dengan Wifi yang memungkinkan pengunjung bisa berselancar di dunia maya.
Fasilitas tersebut mendorong para pebisnis mengembangkan teknologi ini. Hotspot adalah lokasi dimana user dapat mengakses melalui mobile computer (seperti laptop atau PDA) tanpa mengguakan koneksi kabel dengan tujuan suatu jarigan seperti internet. Peluang inilah yang dimanfaatkan Rafeequl Rahman Awan untuk membuat aplikasi hotspot yang lebih mudah.
Aplikasi tersebut diberi nama easyhotspot. Sesuai dengan namanya, easyhotspot lebih mudah dengan berbasis teknologi open source. Karya buatan lulusan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Nasional syarief Hidayatullah ini digunakan untuk membantu memanajemen hotspot.
“Tugas utama Easyhotspot adalah melakukan proses Authentication, Authorization, dan Accounting, atau singkatnya mengontrol sebuah hotspot,” jelas Rafeequl, pemenang INAICTA 2008 kategori student project tingkat perguruan tinggi.
Ide pembuatan produk ini bermula dari keinginannya membuat hotspot yang relatif mudah. “Dulu saya sempat bekerja di salah satu perusahaan swasta. Kala itu saya ditugaskan untuk membuat sistem hotspot. Karena masih "blank" mengenai hotspot saya sangat kesulitan. Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit akhirnya mengerti juga dan sistemnya akhirnya jadi. Nah idenya muncul waktu saya berpikir, seharusnya bikin hotspot tidak sesulit ini, bahan-bahannya sudah ada, hanya belum ada yang mengemas membuat sistem itu menjadi mudah. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat easyhotspot,” tutur Rafeequl.
EasyHotspot menciptakan user atau voucher yang bisa digunakan oleh para pengguna hotspot. Sistem penghitungan biayanya dilakukan dengan prepaid dan postpaid. Untuk prepaid, satuan validitas penggunaan internet ditentukan berdasarkan waktu atau besar paket download. Sistem ini menggunakan voucher dan sudah banyak diterapkan oleh penyedia layanan hostpot berbayar. Sementara untuk postpaid, biaya akan dihitung setelah pengguna selesai berinternet. Layanan postpaid ini seperti sistem billing yang diterapkan di banyak warnet.
Beda EasyHotspot terletak pada sistem ang terintegrasi (siap pakai) dan sifatnya yang opensource. EasyHotspot memberi alternatif untuk membuat hotspot yang lebih mudah. Dengan menginstal Easyhotspot, pengguna diharapkan bisa langsung membuat hotspot.
Saat ini EasyHotspot tak hanya digunakan di wilayah Indonesia, seperti daerah puncak dan beberapa di Sumatera Utara, tapi sudah digunakan di luar negeri. Beberapa di antaranya, Jerman, Italia, Spanyol, Afganistan, Rusia, dan lain-lain.
tapi kelemahanya ini saya sedang membuat easy hotspot digabungkan dengan mikrotik rb750 yang sangat susah kongfigurasinya T_T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar